6 Cara Meningkatkan Efisiensi Logistik di Indonesia
Cara Meningkatkan Efisiensi Logistik – Berdasarkan paket kebijakan ekonomi jilid IX, pemerintah telah menetapkan setidaknya lima cara untuk meningkatkan efisiensi serta daya saing sistem logistik di Indonesia.
Darmin Nasution, selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyatakan bahwa lima langkah itu diharapkan bisa mempercepat pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan pedesaan yang notabene masih belum secanggih perkotaan.
Cara Meningkatkan Efisiensi Logistik di Indonesia
Salah kunci utama meningkatkan efisiensi logistik ialah dengan membangun konektivitas.
Selain itu, kelima cara yang telah ditetapkan tersebut sama-sama membahas tentang deregulasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak pemaparan berikut ini.
Pengembangan Bisnis di Bidang Jasa Pos Profitabel
Metode kesatu adalah dengan menyelaraskan ketentuan mengenai nominal biaya untuk mendukung efisiensi pada jasa layanan pos.
Hal tersebut muncul dari Aturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 32 Tahun 2014 yang diubah menjadi Aturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 9 Tahun 2015 yang menyatakan bahwa nominal tarif jasa komersial harus lebih tinggi dibandingkan layanan pos resmi yang telah ditentukan pemerintah.
Ketetapan tadi dianggap dapat mengatasi persaingan di antara pendiri pos profitabel dan mendorong perluasan layanan bisnis dan daya saingnya.
Sehingga masyarakat yang tinggal di desa-desa dapat merasakan kegiatan logistik secara optimal.
Menyatukan Pembayaran Elektronik pada Jasa Kepelabuhan
Selanjutnya, untuk Cara Meningkatkan Efisiensi Logistik kedua, dilakukan penyatuan terhadap pembayaran jasa di bidang pelabuhan secara elektronik atau single billing.
Ketetapan ini dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang selama ini mengoperasikan pelabuhan.
Sekaligus jadi penegasan pada Aturan Menteri BUMN No. 2 Tahun 2013 yang membahas Instruksi Pendirian Pengelolaan Teknologi Informasi BUMN.
Hal ini dilakukan karena sebelumnya para pelaku bisnis yang memakai jasa pelabuhan masih mengandalkan pembayaran yang sebagian belum tersentuh dengan teknologi single billing.
Dampaknya, transaksi pun terasa lebih lama. Sedangkan single billing akan membuatnya lebih lancar dan cepat.
Pembangunan Agregator, Ekonomi Kreatif, dan Geographical Indication
Dalam cara meningkatkan efisiensi logistik ketiga, BUMN akan melakukan sinergi dalam membangun agregator (rekonsiliasi ekspor produk UKM), ekonomi kreatif, dan geographical indications.
Sehingga pemerintah mampu membuka peluang yang lebih besar untuk pelaku UKM, khususnya dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
Produk-produk UKM biasanya berorientasi pada produk kreatif rakyat dan berbau daerah yang ternyata masih kesulitan dalam memenuhi ketentuan maupun dokumen yang dibutuhkan untuk ekspor.
Sementara itu, produk yang dianggap lebih menjanjikan meliputi pakaian muslim, makanan lokal siap saji, perhiasan, furnitur, ekonomi kreatif, dan geographical indication.
Sistem Layanan Terpadu Secara Elektronik di Bagian Pelabuhan
Cara meningkatkan efisiensi logistik yang keempat masih berkaitan dengan poin kesatu yang menyoal tentang pelabuhan. Kini, Indonesia telah mempunyai portal INSW atau Indonesia National Single Window.
Sejauh ini, portal INSW sudah diaplikasikan pada setidaknya 16 pelabuhan laut dan 5 bandara yang ada di wilayah Indonesia.
Kemudian, efektivitas INSW berperan penting terhadap penyelesaian dokumen kepabenan yang belum didukung sistem informasi yang memantau pergerakan barang di pelabuhan.
Hal ini akan berdampak pada sisa waktu hingga kelancaran arus barang di pelabuhan.
Maka dari itu, pengembangan di bagian port system harus diperhatikan dan segera terintegrasi pada INSW.
Pemakaian Mata Uang Lokal untuk Transaksi Aktivitas Transportasi
Cara meningkatkan efisiensi logistik kelima yang perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas sistem logistik di Indonesia ialah lewat mata uangnya.
Sistem pembayaran pada aktivitas logistik seperti pergudangan dan transportasi laut sampai sekarang masih memakai mata uang asing alih-alih mata uang lokal (Rupiah) yang nominal kursnya saja ditentukan oleh setiap pemberi jasa.
Hal tersebut malah akan menimbulkan absennya acuan kurs. Secara umum, penetapan kurs yang dipakai berasal dari kurs yang ditentukan BI atau Bank Indonesia.
Maka dari itu dibutuhkan kepastian dari biaya dalam bentuk mata uang lokal, yakni Rupiah, dengan melakukan revisi terhadap Instruksi Menteri Perhubungan No. 3 Tahun 2014.
Demikan lima cara meningkatkan efisiensi logistik yang penerapannya mungkin membutuhkan waktu yang tak sebentar, tetapi akan membuahkan hasil yang memuaskan kalau dilakukan secara tepat.
Era Baru – Pemanfaatan Muatan Balik atau Backloading
Selain cara di atas, ada cara terbaru yang ditawarkan oleh aplikasi Kargoku.com yaitu dengan memanfaatkan aktivitas backloading atau muatan balik.